
SUKABOGOR.com – Dalam langkah yang menggugah perhatian, Wali Kota Depok baru-baru ini mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang mengimbau para ayah untuk secara aktif mengambil rapor anak mereka di sekolah. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya untuk menaikkan keterlibatan ayah dalam pendidikan dan perkembangan anak. Sejak dirilisnya SE tersebut, terdapat majemuk tanggapan dari berbagai pihak, mulai dari manusia tua, pengamat pendidikan, hingga sejumlah praktisi.
Sebagai pelengkap, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga meluncurkan gerakan serupa yang fokus pada peran bapak dalam pendidikan anak melalui aksi mengambil rapor. Apa sebenarnya tujuan di balik gerakan ini dan mengapa krusial bagi bapak untuk terlibat dalam proses pendidikan anak sejak dini?
Peran Ayah dalam Pendidikan Anak
Berdasarkan berbagai penelitian, kedekatan antara bapak dan anak dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan emosional dan psikologi anak. Kehadiran ayah dalam pendidikan anak, terutama dalam kegiatan seperti mengambil rapor, dapat memperkuat ikatan emosional dan memotivasi anak buat lebih berprestasi di sekolah. Dalam konteks ini, Wali Kota Depok menekankan bahwa “kehadiran bapak di sekolah tidak hanya membantu anak melihat bahwa orang tuanya acuh, tetapi juga mendorong dialog yang lebih terbuka dengan anak mengenai prestasi dan tantangan yang dihadapinya di sekolah.”
Pada kesempatan yang sama, BKKBN turut mengadakan beberapa lokakarya tentang pentingnya peran ayah dalam mendidik anak. “Kami percaya, perubahan akbar dimulai dari cara kecil. Dan kehadiran bapak di sekolah waktu pengambilan rapor adalah salah satu cara itu,” ungkap seorang juru bicara BKKBN. Lokakarya ini bertujuan buat mengedukasi bapak mengenai akibat positif dari keterlibatan mereka dalam pendidikan anak.
Respons dari Masyarakat dan Institusi Pendidikan
Langkah terbaru ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk sekolah dan guru. Banyak pendidik yang menatap adanya perbedaan signifikan dalam sikap dan motivasi anak ketika bapak turut serta dalam kegiatan sekolah. “Kami menyambut bagus kebijakan ini sebab dapat menaikkan komunikasi antara orang uzur dan guru, serta mendukung perkembangan holistik siswa,” ujar salah satu kepala sekolah di Depok.
Di sisi lain, eksis juga beberapa tantangan yang dihadapi, seperti kemampuan ayah meluangkan saat di lagi kesibukan. Untuk mengatasi hal ini, beberapa perusahaan telah mulai mempertimbangkan memberikan izin spesifik bagi karyawan mereka agar dapat menghadiri pertemuan sekolah. “Ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi membangun masa depan yang lebih bagus buat generasi berikutnya,” kata seorang pengamat sosial.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan gerakan ini dapat berlangsung secara berkesinambungan dan memberikan efek jangka panjang yang positif. Ini adalah langkah awal menuju keseimbangan dalam pola asuh serta dukungan penuh buat anak-anak dalam mengejar pendidikan yang lebih bagus.




