
SUKABOGOR.com – Pada tanggal 28 Oktober, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, sebuah momen bersejarah yang menandakan kesadaran pemuda-pemudi Indonesia buat bersatu dan berjuang berbarengan demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Hari Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar peringatan atas sumpah loyal para pemuda pada tahun 1928, tetapi juga sebuah cerminan untuk generasi muda waktu ini dalam menghadapi tantangan modern.
Refleksi Pendidikan dan Tantangan Pemuda
Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, tema besar yang diusung adalah “Sumpah Pendidikan Indonesia”. Tema ini muncul sebagai refleksi terhadap pentingnya pendidikan sebagai landasan buat membentuk generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan merupakan salah satu elemen kunci dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang bisa bersaing di tingkat global. Pendidikan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kesetaraan akses, kualitas pengajaran, hingga kurikulum yang relevan dengan kebutuhan era. Maka dari itu, dalam semangat Sumpah Pemuda, generasi muda diharapkan lebih bersemangat untuk meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan.
Beberapa tokoh masyarakat dan pemerintah juga menekankan pentingnya nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme dalam pendidikan. Gubernur Jawa Lagi, Ahmad Luthfi, dalam sebuah upacara peringatan, mengajak generasi muda buat senantiasa mendedikasikan saat bagi peningkatan diri dan kontribusi terhadap masyarakat. “Bangsa yang akbar adalah bangsa yang bisa menghargai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan bersama,” ujarnya. Pandangan ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengejar prestasi akademik, tetapi juga bagaimana mengaplikasikan pengetahuan buat membangun negeri.
Peran Pemuda dalam Zaman Digital
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, pemuda Indonesia dihadapkan pada tantangan baru berupa penjajahan digital. Dengan banyaknya informasi yang mudah diakses, generasi muda perlu mempunyai kemampuan literasi digital yang baik agar tak terjebak dalam arus informasi yang salah dan menyesatkan. Hal ini menjadi sorotan krusial dalam peringatan Sumpah Pemuda ke-97, di mana Wakil Ketua DPR berharap momentum tersebut menjadi pengingat akan perlunya pemuda buat kritis dan bijaksana dalam menghadapi zaman digital. “Kita harus berani melawan bentuk-bentuk penjajahan baru yang hadir lewat internasional digital,” tegasnya.
Sebagai salah satu upaya buat mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan digital, inisiatif lain berupa pendidikan literasi keuangan juga mendapat perhatian khusus. Program pendidikan literasi keuangan ini diharapkan bisa memberikan bekal kepada generasi muda dalam mengelola keuangan secara bijak di zaman digital. Salah satu kegiatan yang menonjol adalah ajakan Gus Ipul kepada siswa sekolah untuk belajar tentang keuangan di Museum BI. Ini merupakan langkah nyata untuk menyadarkan pemuda akan pentingnya perencanaan keuangan sejak dini.
Kesimpulannya, peringatan Hari Sumpah Pemuda menjadi momentum bagi pemuda Indonesia untuk merenungi kembali makna penting persatuan dan kemajuan melalui pendidikan dan kesiapan menghadapi zaman digital. Dengan memegang kukuh nilai-nilai Sumpah Pemuda dan menjawab tantangan zaman, generasi muda Indonesia diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang membanggakan. Semangat Sumpah Pemuda harus terus digaungkan, tak cuma sebagai kenangan sejarah, namun sebagai semangat buat lanjut memperbaiki diri demi kemajuan bangsa.




