
SUKABOGOR.com – Pemerintah Indonesia lanjut menunjukkan komitmennya dalam pelestarian warisan budaya bangsa. Baru-baru ini, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, telah melakukan kunjungan kerja yang krusial ke Kawasan Situs Batutulis, yang terletak di Kota Bogor, pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Dalam kunjungannya ini, Fadli Zon tak sendiri. Ia didampingi oleh beberapa tokoh krusial di Kota Bogor, termasuk Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah Jawa Barat, dan unsur-unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor. Kunjungan ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya menyelamatkan situs budaya yang krusial tersebut.
Pentingnya Situs Batutulis dalam Sejarah Indonesia
Situs Batutulis yang terletak di Kota Bogor mempunyai nilai sejarah yang sangat krusial bagi bangsa Indonesia. Situs ini terkenal dengan prasasti yang bertuliskan huruf Sunda Antik, yang menggambarkan kehidupan pada masa kerajaan Pajajaran. Wujud tulisan tersebut bukan hanya sekadar simbol atau hiasan, namun merupakan saksi bisu sejarah panjang tanah Sunda dan kejayaan kerajaan Pajajaran. Menurut Fadli Zon, “Situs Batutulis adalah peninggalan sejarah yang harus kita lestarikan. Ini merupakan bagian dari identitas bangsa yang tidak boleh hilang.”
Kehadiran menteri budaya di situs ini menandakan komitmen pemerintah buat menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah. Selama kunjungan, Fadli juga mengungkapkan keinginannya untuk mendorong pendirian Museum Pajajaran di Kota Bogor, yang diharapkan dapat menjadi pusat edukasi dan informasi mengenai sejarah Pajajaran bagi generasi mendatang. Dengan adanya museum ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai kontribusi budaya Sunda dalam sejarah Indonesia.
Langkah Strategis dan Kolaborasi untuk Masa Depan
Kunjungan Fadli Zon ini juga menandakan langkah strategis pemerintah dalam mengelola dan melestarikan situs-situs bersejarah di Indonesia. Dedie A. Rachim, selaku Wali Kota Bogor, menyampaikan bahwa kunjungan ini menghasilkan diskusi konstruktif antara pemerintah pusat dan wilayah. Diskusi tersebut memfokuskan pada usaha pemugaran dan pengembangan infrastruktur di sekeliling Situs Batutulis, serta bagaimana mempromosikan pengetahuan tentang situs ini kepada khalayak yang lebih luas.
Upaya pelestarian ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah lokal, para sejarawan, akademisi, dan komunitas budaya. Dengan adanya kerja sama yang baik, diharapkan pemeliharaan Situs Batutulis tak cuma terbatas pada aspek fisiknya saja, namun juga mencakup revitalisasi nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. “Kerja sama lintas sektor sangat krusial untuk keberhasilan pelestarian situs ini,” tambah Fadli Zon.
Dengan kemajuan teknologi, eksis kesempatan besar buat menggunakan platform digital dalam mempromosikan Situs Batutulis dan Museum Pajajaran yang direncanakan. Platform digital ini dapat dimanfaatkan untuk menyajikan informasi sejarah dan budaya secara interaktif, sehingga lebih menarik bagi generasi muda. Cara ini diharapkan dapat memperkuat kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka sendiri.
Secara keseluruhan, kunjungan Menteri Kebudayaan Fadli Zon ke Situs Batutulis adalah sebuah awal yang membawa harapan baru dalam pelestarian warisan budaya. Dengan upaya sinergis dari berbagai pihak, bukan cuma fisik situs yang dapat dilestarikan, namun juga nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya. Keberlangsungan proyek ini akan menjadi cara yang krusial dalam memperkuat identitas budaya serta menumbuhkan kebanggaan nasional terhadap kekayaan sejarah bangsa Indonesia.




