SUKABOGOR.com – Di lagi usaha global untuk menangani berbagai penyakit menular, campak menunjukkan sifatnya yang sangat menular, bahkan lebih menular dibandingkan dengan Covid-19. Pandangan ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan yang menegaskan bahwa campak merupakan salah satu penyakit paling menular di internasional. Dengan taraf penularan yang sangat tinggi, campak menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah, terutama dalam konteks pencegahan dan pengendalian penyakit yang efektif.
Menkes: Campak Lebih Menular dari Covid-19
Menteri Kesehatan, dalam pernyataannya yang belum lamban ini dipublikasikan, menekankan bahwa campak merupakan salah satu penyakit yang penularannya lebih cepat dibandingkan dengan virus Corona yang menyebabkan pandemi global. “Campak adalah penyakit yang paling menular di dunia,” ujarnya menegaskan. Meskipun upaya vaksinasi Covid-19 telah dilakukan secara masif, kenyataannya campak masih menjadi ancaman yang perlu mendapat perhatian khusus, terutama di kalangan anak-anak yang menjadi golongan paling rentan terhadap penyakit ini. Penyebaran virus campak yang mudah melalui udara membuatnya sulit untuk dicegah tanpa vaksinasi yang memadai.
Vaksinasi menjadi solusi primer untuk mengatasi penyebaran campak. Tantangan terbesar dalam program vaksinasi ini adalah informasi yang seringkali galat dan menyesatkan atau dikenal dengan istilah hoaks. Di beberapa wilayah, informasi yang salah mengenai dampak samping vaksinasi menyebabkan penolakan dari masyarakat. Di Sampang, contoh, penolakan imunisasi campak terjadi sebab informasi hoaks yang kuat beredar di kalangan masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan pentingnya peran edukasi kesehatan yang tepat untuk mengatasi misinformasi dan meningkatkan partisipasi dalam program imunisasi.
Pentingnya Edukasi dan Imunisasi dalam Penanganan Campak
Sebagai usaha buat menekan angka penyebaran campak, edukasi mengenai pentingnya imunisasi harus terus ditingkatkan. Pihak pemerintah, melalui dinas kesehatan, perlu menggencarkan kampanye edukasi yang menyasar masyarakat secara langsung. Kampanye ini tak cuma memberikan pengetahuan mengenai bahaya campak dan pentingnya vaksinasi, namun juga menangkal berita-berita palsu yang mampu menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi. Selain itu, kolaborasi dengan media juga sangat penting agar informasi yang seksama dan edukatif dapat menjangkau masyarakat secara luas.
Di kabupaten Sumenep, contoh, meskipun capaian Outbreak Response Immunization (ORI) Campak Rubela telah mencapai 40.912 kasus penanganan pada hari kesembilan, namun edukasi dan partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan. Capaian ini menunjukkan adanya kemajuan, tetapi bukan berarti usaha untuk mengatasi campak dapat dikendorkan. Setiap lapisan masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam memastikan anak-anak menerima imunisasi lengkap untuk melindungi mereka dari ancaman penyakit campak yang sangat menular ini.
Dalam penanganan campak, pemerintah juga mendorong penyediaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah nyeri yang menunjang pelaksanaan program imunisasi. Selain itu, tenaga kesehatan di lapangan perlu dibekali dengan informasi yang pas agar dapat merespons berbagai pertanyaan dan kekhawatiran dari masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan angka penularan campak dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan lebih baik. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, media, dan masyarakat menjadi kunci utama buat mengatasi tantangan campak yang tetap menghantui berbagai daerah di Indonesia.