
SUKABOGOR.com – Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia pada tahun 2025, Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat penurunan tren kasus HIV. Momen ini dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk menyoroti langkah-langkah positif yang telah diambil dalam memerangi HIV/AIDS di wilayah tersebut. Dengan adanya penurunan kasus ini, provinsi ini berharap dapat memberikan misalnya bagi wilayah lain dalam usaha mengendalikan penyebaran virus tersebut.
Penurunan kasus HIV di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa langkah-langkah pencegahan yang telah diterapkan selama ini mulai membuahkan hasil. Gubernur Kalimantan Selatan menjelaskan bahwa pencerahan masyarakat terhadap pentingnya pencegahan dan pengobatan telah meningkat signifikan. “Kami melihat peningkatan yang menggembirakan dalam hal pencerahan dan tindakan pencegahan di kalangan masyarakat,” ujar Gubernur. Dengan lanjut memberikan edukasi dan akses yang lebih mudah terhadap layanan kesehatan, Kalimantan Selatan berharap dapat lanjut menurunkan angka penyebaran HIV di masa mendatang.
Kota Banjarmasin Masih Waspada
Walau demikian, Kota Banjarmasin statis menjadi zona dengan kasus HIV tertinggi di Kalimantan Selatan. Kota ini telah dijadikan sebagai pusat perhatian, khususnya dalam upaya peningkatan layanan dan jangkauan skrining. Dinas Kesehatan Banjarmasin berkomitmen buat terus memperluas jangkauan layanan kesehatan agar lebih banyak orang dapat mendapatkan skrining dan pengobatan tepat saat. “Jangkauan layanan kesehatan sangat krusial. Kita ingin memastikan tidak ada yang terlewatkan dalam usaha deteksi dini,” kata Kepala Dinas Kesehatan setempat.
Sebagai porsi dari strategi penanggulangan, Banjarmasin juga melibatkan berbagai organisasi non-pemerintah dan kelompok masyarakat dalam kampanye edukasi serta penanggulangan HIV. Program-program edukasi lebih banyak dipercaya sebagai langkah efektif dalam mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Manusia dengan HIV/AIDS) di masyarakat. Buat itu, pendidikan kesehatan yang komprehensif dan kolaboratif sangat diperlukan demi keberhasilan penanggulangan ini.
Tantangan di Kabupaten Banjar
Di sisi lain, Kabupaten Banjar juga melaporkan 66 kasus baru yang membikin persoalan HIV/AIDS harus ditangani dengan lebih serius. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Wilayah (DPRD) wilayah ini menyerukan jihad melawan stigma yang sering melekat pada pasien HIV/AIDS. “Menghilangkan stigma adalah salah satu cara paling efektif buat mendukung penderita HIV/AIDS dalam mendapatkan pengobatan yang pantas,” tegas salah seorang personil DPRD setempat.
Peningkatan kasus di Kabupaten Banjar menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih humanis dan non-stigmatis dalam penanganan HIV/AIDS. Ali Syahbana, tokoh masyarakat setempat, juga menyerukan agar semua elemen masyarakat dan pemerintah bersatu untuk memberikan dukungan yang pas kepada ODHA. Dengan cara ini, Kabupaten Banjar berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan inklusif bagi seluruh warga, termasuk mereka yang terkena efek HIV/AIDS.
Kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan ketika ini berada di jalur yang tepat dalam menangani isu HIV/AIDS. Meski masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, terutama di kawasan dengan kasus tinggi seperti di Banjarmasin dan Banjar, keyakinan bahwa kondisi dapat diperbaiki selalu menjadi motivasi utama. Dengan kolaborasi yang bagus antara pemerintah, organisasi, dan masyarakat, Kalimantan Selatan optimis dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk itu, semua pihak diharapkan untuk tak lengah dan terus meningkatkan usaha dalam pencegahan dan penanganan kasus-kasus baru. Upaya yang dilakukan ketika ini diharapkan tak cuma mengurangi jumlah kasus baru, tetapi juga mengurangi stigma yang sering dihadapi ODHA. Dengan pencapaian ini, Kalimantan Selatan diharapkan dapat menjadi misalnya bagi provinsi lain dalam penanganan HIV/AIDS yang efektif dan berkelanjutan.




