
SUKABOGOR.com – Kejadian yang kurang mengenakkan menimpa salah satu warga Bogor ketika ranting pohon mahoni jatuh menimpa tiga pengendara motor di Jalan Edy Yoso, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Insiden yang terjadi pada 10 November 2025 ini melibatkan seorang dewasa dan dua anak-anak berusia 8 tahun. Keluarga korban menuntut tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor atas kecelakaan tersebut.
Reaksi Keluarga dan Tuntutan Tanggung Jawab
Insiden ini menggugah perhatian banyak pihak, terutama keluarga yang merasa membutuhkan dukungan dari pemerintah setempat. Keluarga korban segera mengajukan permohonan agar Pemkab Bogor memberikan solusi atas peristiwa tersebut. Salah satu personil keluarga menyatakan bahwa dana pengobatan telah mencapai Rp600 ribu, tetapi hingga ketika ini donasi dari pemerintah masih belum kunjung datang. “Kami sangat berharap pemerintah segera bertindak, terutama buat memastikan hal semacam ini tak terjadi tengah di masa depan,” ujar salah satu anggota keluarga korban.
Kejadian ini membuka kembali diskusi tentang tanggung jawab pemerintah terhadap fasilitas generik dan keselamatan warga. Pohon-pohon yang sudah uzur dan tak terawat sering kali menjadi ancaman bagi pengguna jalan. Hal ini menambah daftar panjang terkait keluhan penduduk mengenai fasilitas jalan yang tidak mendapat perhatian serius oleh instansi terkait. Keluarga korban berharap dengan menyerukan ini, pihak berwenang bisa lebih proaktif menangani masalah semacam ini.
Peran Pemerintah Wilayah dalam Keselamatan Publik
Peristiwa jatuhnya ranting pohon ini meningkatkan urgensi peran Pemkab Bogor dalam memastikan keselamatan publik. Seharusnya pemerintah mempunyai program perawatan dan pemantauan rutin terhadap pohon-pohon di sepanjang jalan buat meminimalkan risiko seperti yang dialami oleh keluarga ini. Mengedepankan keselamatan publik harus menjadi prioritas, agar tidak eksis tengah korban berikutnya.
Perhatian pemerintah tidak hanya sebatas pada memberi donasi setelah insiden terjadi, tetapi juga pada usaha pencegahan. Dalam kasus ini, pemeriksaan rutin dan penebangan pohon-pohon yang sudah tua dan berisiko tinggi semestinya dilakukan secara berkala. Masyarakat juga diharapkan dapat melaporkan jika eksis pohon atau fasilitas generik lain yang dirasa membahayakan keselamatan, agar dapat segera ditangani oleh pihak berwenang.
Secara lebih luas, insiden ini menuntut adanya pembenahan dalam sistem manajemen keselamatan kota, khususnya di area publik dan fasilitas generik. Keberadaan pohon-pohon di sepanjang jalan seharusnya menjadi keindahan, bukan ancaman. Dengan sinergi yang bagus antara pemerintah dan masyarakat, harapannya kejadian serupa dapat dicegah, dan keselamatan warga dapat lebih terjamin. Kalau pemerintah dapat menangani hal ini dengan serius, kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah tentunya akan meningkat.
Kejadian ini hendaknya menjadi pelajaran, tidak cuma bagi pemerintah, namun juga bagi masyarakat agar lebih waspada ketika berada di lingkungan dengan potensi bahaya tersembunyi. Keterlibatan semua pihak dalam mengupayakan keselamatan publik jelas menjadi keperluan mendesak ketika ini. Meskipun insiden ini menyisakan banyak kerugian dan duka, diharapkan dapat memicu peningkatan pencerahan serta tindakan nyata dalam menjamin keselamatan setiap penduduk.




