SUKABOGOR.com –
Permasalahan Pendidikan di Sekolah Rakyat
Pendidikan merupakan salah satu pilar krusial dalam pembangunan suatu bangsa. Namun, munculnya permasalahan di beberapa sekolah menjadi hambatan tersendiri bagi upaya menaikkan kualitas pendidikan. Salah satu misalnya nyata adalah kejadian di Sekolah Rakyat di Gowa, di mana empat siswa dilaporkan tak pernah masuk sekolah dan dua guru memutuskan buat mundur dari posisinya. Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran sekaligus pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya terjadi di sekolah tersebut. “Kami tak paham dalih niscaya kenapa para siswa ini tidak hadir, tapi hal ini tentu mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah,” ujar seorang sumber dari dinas pendidikan setempat.
Fenomena ini mungkin bukan hal baru dalam internasional pendidikan, namun statis menjadi sorotan mengingat pentingnya kehadiran siswa dan guru dalam memastikan berjalannya proses pendidikan. Saat siswa tidak masuk, hal ini bisa berdampak pada prestasi akademis mereka serta mengganggu konsistensi pengajaran yang sudah dirancang oleh guru. Apalagi, ketika guru juga ikut mundur, sekolah akan kesulitan dalam mempertahankan kualitas dan kontinuitas pendidikan.
Tantangan dalam Mempertahankan Tenaga Pengajar
Mundurnya dua guru dari Sekolah Rakyat di Gowa juga menyoroti salah satu masalah klasik dalam dunia pendidikan, yaitu mempertahankan tenaga pengajar. Alasan pengunduran diri guru mampu majemuk, mulai dari masalah personal hingga ketidakpuasan dengan kebijakan sekolah. Seorang pengamat pendidikan mengungkapkan, “Guru adalah tiang dari sebuah sekolah, ketika mereka pergi, maka sekolah akan labil.” Terlebih lagi, sulitnya mencari pengganti yang kompeten dalam saat singkat bisa memicu krisis tenaga pengajar.
Tak hanya itu, peran penting guru dalam membangun karakter dan intelektual siswanya menjadi salah satu alasan mengapa pengunduran diri ini perlu ditanggapi serius. Guru tak cuma berfungsi sebagai penyampai materi pelajaran, tetapi juga sebagai pembimbing moral dan etika. Oleh karena itu, usaha rekrutmen ulang yang dilakukan oleh Dinas Sosial setempat menjadi langkah yang mendesak untuk mengisi kekosongan dan memastikan ekosistem belajar statis berjalan.
Adanya masalah ini seharusnya menjadi cikal bakal buat mengevaluasi sistem yang ada dan mencari solusi jangka panjang. Peningkatan kesejahteraan guru, perhatian terhadap kebutuhan personal mereka, serta adopsi kebijakan yang mendukung perkembangan profesionalitas guru bisa menjadi langkah awal dalam mengatasi tantangan ini. Pada akhirnya, asa primer dari semua pihak adalah agar pendidikan masih dapat berjalan optimal demi masa depan generasi muda yang lebih bagus.