SUKABOGOR.com – Adanya isu terkait penolakan dari para sopir angkot dan pengusaha angkot mengenai rencana aktivasi trayek jalur K6 BisKita di Kota Bogor telah menarik perhatian publik. Rute tersebut, yang direncanakan akan berfungsi mulai Oktober 2025, menjadi sorotan primer dalam diskusi transportasi lokal. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Sujatmiko, akhirnya memberikan klarifikasi mengenai trayek K6 BisKita dan pentingnya trayek ini buat peningkatan mutu layanan transportasi di kota tersebut.
Aspirasi dan Keluhan Sopir Angkot
Para sopir angkot yang selama ini menggawangi rute-rute tradisional di Kota Bogor mengungkapkan kekhawatirannya dengan diaktifkannya trayek K6 BisKita. Menurut mereka, perubahan ini dikhawatirkan akan mengurangi penghasilan yang selama ini mereka andalkan dari penumpang setia. Beberapa sopir angkot mengeluh sebab rute baru ini dianggap akan mempersempit ruang gerak mereka dalam mencari penumpang.
Sujatmiko menjelaskan bahwa keluhan tersebut didengar dan dipahami oleh pihak Dishub. “Kita memahami keresahan teman-teman sopir angkot dan tentunya aspirasi mereka akan dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan lebih terus. Tetapi, kita juga harus menyantap dari perspektif yang lebih luas terkait kebutuhan transportasi publik yang lebih efisien dan memadai,” ujar Sujatmiko.
Pentingnya Revitalisasi Rute Transportasi
Di sisi lain, revitalisasi trayek melalui K6 BisKita dinilai sangat penting untuk menunjang pertumbuhan infrastruktur dan memenuhi peningkatan kebutuhan transportasi masyarakat Kota Bogor. Rute Parung Banteng-Warung Jambu-Air yang menjadi jalur K6 ini dipilih berdasarkan kajian kebutuhan transportasi yang komprehensif, yang bertujuan buat mengurai kemacetan dan menaikkan aksesibilitas warga.
Bagi Sujatmiko, perbaikan sistem transportasi adalah porsi tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. “Kita tidak mampu terus-menerus berdiam diri menghadapi masalah kemacetan dan kurangnya layanan transportasi publik yang efektif,” jelasnya. Serta, menurut Sujatmiko, penyelesaian isu ini tidak mampu setengah-setengah dan memerlukan dukungan seluruh pihak terkait.
Dengan perencanaan matang dan komunikasi yang baik diharapkan semua pihak, bagus sopir angkot, pengusaha, dan masyarakat dapat menciptakan sistem transportasi yang efisien dan saling menguntungkan dalam jangka panjang. Transformasi yang dilakukan melalui rute K6 ini diharapkan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan transportasi masa depan Kota Bogor, sekaligus menjadi model bagi kota-kota lain yang menghadapi permasalahan serupa.
Sujatmiko berharap bahwa penjelasan mengenai pentingnya rute K6 dapat menenangkan hati para sopir dan pengusaha angkot, sekaligus membuka dialog agar tercipta solusi yang paling memadai bagi seluruh pihak. Dengan demikian, tidak cuma meringankan kemacetan, tetapi juga menunjang mobilitas dan produktivitas penduduk sehari-hari.