
SUKABOGOR.com – Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Pemerintah Kabupaten Bogor telah wafat internasional saat melakukan kegiatan tracking di Bukit Paniisan, Sentul, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang. Insiden ini terjadi pada hari Minggu, 30 November 2025, dan menyisakan duka yang mendalam di kalangan mitra kerja dan kerabat korban. ASN tersebut dikenal dengan inisial RP, seorang pria berusia 49 tahun yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pemanfaatan dan Pengamanan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Wilayah (BPKAD) Kabupaten Bogor. Menurut informasi yang berkembang, RP sebelumnya sering mengeluhkan ngilu pada porsi dadanya. Meskipun demikian, ia statis berpartisipasi dalam kegiatan tracking tersebut.
Peristiwa Tragis di Bukit Paniisan
Kejadian tragis ini bermula ketika RP bergabung dengan sekelompok teman-temannya buat melakukan tracking sebagai porsi dari aktivitas fisik akhir pekan mereka. Bukit Paniisan yang terletak di kawasan Sentul memang menawarkan panorama alam yang menakjubkan serta jalur tracking yang menantang. Aktifitas ini memang terkenal di kalangan masyarakat setempat, bagus buat rekreasi maupun untuk menjaga kebugaran tubuh. Sayangnya, di tengah perjalanan, RP tiba-tiba mengeluh dengan kondisi dadanya yang semakin nyeri. Ia sempat beristirahat sejenak bersama teman-temannya, tetapi kondisinya tidak kunjung membaik. Memandang situasi yang semakin serius, teman-teman RP segera membawanya ke pusat layanan kesehatan terdekat. Tetapi, takdir berbicara lain, nyawanya tak dapat diselamatkan.
Respons dan Tanggapan Atas Insiden
Info meninggalnya RP secara mendadak ini sontak menyebar luas di kalangan pegawai Pemerintah Kabupaten Bogor. Rekan-rekan kerjanya menyampaikan rasa duka serta kehilangan yang mendalam atas kepergian RP yang dikenal sebagai pribadi yang ramah dan berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. “RP adalah sosok yang selalu memberikan semangat kepada semua orang di sekitarnya. Kami sungguh kehilangan sosok pemimpin yang penuh integritas,” demikian ungkap salah satu sahabat kerja RP.
Selain itu, peristiwa ini juga mengundang perhatian para atasan dan pejabat di lingkungan Pemkab Bogor. Mereka turut menyampaikan belasungkawa serta menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin bagi setiap pegawai. Pihak berwenang mengimbau agar semua ASN selalu mengedepankan kesehatan dan keselamatan kerja dalam menjalankan setiap aktivitas. Dalam situasi ini, koordinasi antara unit kerja, tim medis, serta pencerahan masing-masing individu menjadi faktor krusial untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Kehilangan seorang ASN seperti RP tentu menjadi pengingat bagi kita seluruh akan pentingnya menjaga kesehatan, serta mengenali batasan fisik masing-masing, terutama ketika melakukan aktivitas berat seperti tracking. Kejadian ini juga menuntut adanya evaluasi lebih terus mengenai mekanisme kesehatan dan keselamatan kerja agar ASN maupun masyarakat generik lebih terlindungi.




