SUKABOGOR.com – Dalam beberapa hari terakhir, Kota Bogor menjadi saksi dari ketegangan yang muncul antara Pemerintah Kota dan golongan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Aksi unjuk rasa yang terjadi pada Kamis (21/8/2025) di halaman Balai Kota Bogor menarik perhatian publik dan menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Ketua GMNI Cabang Bogor, Yuandra Sowakil, memberikan pernyataan mengenai alasan di balik aksi kontroversial tersebut, menyatakan bahwa tindakan tersebut bukanlah sekadar aksi destruksi, melainkan wujud dari kekecewaan mendalam terhadap pemerintah.
Latar Belakang Aksi Unjuk Rasa
Menurut Yuandra, aksi ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap tak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil. Dalam konteks ini, mahasiswa menganggap bahwa bunyi dan aspirasi mereka telah diabaikan oleh pihak pemerintah, sehingga memutuskan buat turun ke jalan sebagai upaya terakhir buat menyampaikan tuntutan mereka. “Aksi yang kami lakukan ini adalah wujud aktualisasi diri dari kekecewaan yang mendalam karena tidak adanya respon dari Pemerintah Kota Bogor atas berbagai usulan dan protes yang telah disampaikan sebelumnya,” ujar Yuandra dengan tegas.
Selama aksi berlangsung, sejumlah kericuhan memang tak terhindarkan. Tetapi, Yuandra menekankan bahwa GMNI tidak menginstruksikan para kadernya untuk melakukan tindakan destruksi. “Kami tidak pernah mendorong adanya kerusakan, namun ketika aspirasi terus-menerus diabaikan, maka tindakan spontan seperti ini kadang muncul sebagai wujud frustrasi,” jelasnya. Dia menambahkan bahwa aksi tersebut seharusnya dapat menjadi alarm bagi pemerintah untuk lebih peka terhadap tuntutan publik, terutama dari kalangan mahasiswa sebagai agen perubahan.
Respon Pemerintah dan Asa Mahasiswa
Pemerintah Kota Bogor melalui juru bicara mereka memberikan tanggapan atas aksi tersebut. Mereka menyatakan bahwa usaha dialog sebenarnya telah dibuka dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk dengan mahasiswa. Tetapi, tampaknya ada kesenjangan komunikasi yang menyebabkan aspirasi mahasiswa tak sepenuhnya tersampaikan. “Kami berkomitmen untuk menjaga pintu dialog selalu terbuka, dan berharap ke depan mampu terbangun komunikasi yang lebih bagus,” ujar perwakilan dari Pemerintah Kota Bogor.
Mahasiswa berharap agar ke depan, pemerintah lebih serius dalam menjalin komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat. Yuandra menekankan pentingnya dialog yang lebih intensif dan partisipatif agar aspirasi seluruh lapisan masyarakat dapat terakomodasi dengan bagus. Ia juga menyinggung pentingnya peran mahasiswa dalam pembangunan kota yang lebih transparan dan berkeadilan. “Kami percaya bahwa dialog adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan perbedaan, dan harapannya setelah ini tak ada tengah aksi turun ke jalan yang berujung pada tindakan yang tidak diinginkan,” paparnya.
Sebagai penutup, Yuandra mengajak semua elemen masyarakat, termasuk rekan-rekan mahasiswa dan pihak pemerintah, untuk bersama-sama membangun iklim komunikasi yang sehat. Menurutnya, sudah saatnya semua pihak duduk berbarengan dan mencari solusi terbaik bagi kemajuan Kota Bogor. Dengan demikian, perselisihan dan tindakan yang tak diinginkan dapat dihindari di masa depan. “Ini bukan cuma tentang kami, ini tentang Bogor yang lebih baik bagi seluruh,” tutupnya dengan optimisme.