
SUKABOGOR.com – Pandangan mengenai peran penting santri dalam menjaga dan meraih kemerdekaan telah menjadi titik awal dari upacara peringatan Hari Santri 2025 yang digelar di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Bogor, Rudy Susmanto, yang mengingatkan pentingnya upacara ini sebagai momentum buat mengenang dan menghargai kontribusi santri serta peran ulama dan kiyai dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam pandangan Rudy, santri tak hanya berperan sebagai penopang spiritual bangsa namun juga sebagai pejuang tangguh yang ikut mengibarkan bendera kemerdekaan.
Transformasi Pesantren di Era Digital
Dalam peluang ini, Rudy tidak cuma membicarakan tentang nilai historis santri tapi juga menyoroti perlunya pesantren untuk bertransformasi di zaman digital. “Kita hayati di era yang serba digital dan konektivitas menjadi hal yang tak terhindarkan, oleh sebab itu, pesantren harus dapat menyesuaikan diri,” tegas Rudy. Pesantren di masa kini dihadapkan pada tantangan baru yang mengharuskan mereka buat beradaptasi dengan teknologi dan informasi terkini. Ini bukan hanya untuk mengikuti tren namun lebih kepada mempersiapkan para santri agar siap bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif dan mendukung kemajuan bangsa.
Rudy juga mengajak seluruh elemen pesantren untuk membuka diri dengan inovasi dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan bertransformasi, pesantren dapat berfungsi lebih dari sekadar forum pendidikan religi tetapi juga sebagai pusat pengembangan keterampilan dan kewirausahaan bagi santri. Dengan demikian, santri dapat menjadi agen perubahan di masyarakat, yang tak cuma menguasai pengetahuan agama namun juga mempunyai bekal keterampilan yang dibutuhkan dalam internasional modern.
Peran Strategis Pesantren untuk Masa Depan
Menatap pentingnya pendidikan holistik, Bupati Bogor juga menggarisbawahi bahwa sebagai forum pendidikan yang aneh, pesantren memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan intelektual dan moral bangsa. “Pesantren harus tampil sebagai forum yang tak hanya mendidik akhlak, tapi juga bisa mencetak generasi unggul yang melek teknologi,” ujar Rudy mengakhiri sambutannya.
Pesantren diharapkan dapat mengembangkan kurikulum yang lebih luwes dan sesuai dengan kebutuhan era, termasuk memasukkan mata pelajaran yang mendukung literasi digital dan kemampuan berpikir kritis. Dengan prinsip ini, forum pendidikan berbasis religi ini dapat bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang komprehensif dan inklusif.
Dalam suasana upacara yang penuh khidmat, Rudy juga mengajak semua elemen masyarakat untuk mendukung upaya transformasi pesantren ini. Kolaborasi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menguatkan peran pesantren dalam konteks kebangsaan dan kemajuan teknologi. Pesantren harus mampu menjembatani antara ilmu religi dan perkembangan zaman, sebuah tugas yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Diharapkan, dengan adanya transformasi ini, pesantren tak cuma mempertahankan relevansinya tetapi juga mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi masyarakat luas dan bangsa Indonesia pada umumnya.




