SUKABOGOR.com – Sebuah festival yang sarat dengan kerukunan dan keharmonisan budaya baru-baru ini digelar di Lapangan Bola Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Festival kerukunan ini diberi tajuk “Pabuaran Berbudaya, Pabuaran Bersatu”, dengan tema utama “Inspirasi Kerukunan Nusantara”. Acara ini tak cuma menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga manifestasi nyata dari kerukunan umat beragama yang menjadi porsi tak terpisahkan dari masyarakat Desa Pabuaran. Salah satu elemen budaya yang paling menarik perhatian dalam acara tersebut adalah penampilan Barongsai, tarian tradisional khas komunitas Tionghoa yang menambah semarak dan kemeriahan festival ini. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berperan sebagai inisiator primer dalam menyelenggarakan acara ini, dengan harapan dapat lanjut menggaungkan semangat kerukunan dan persatuan antar umat beragama dari taraf desa hingga ke semua Nusantara.
Peran Penting Lembaga Kerukunan Umat Beragama
FKUB mempunyai peran kunci dalam mengkampanyekan harmoni antarumat beragama melalui festival kebudayaan ini. Tujuan utama dari acara tersebut adalah buat menunjukkan bahwa keragaman yang ada dapat dijadikan kekuatan untuk memupuk persatuan, alih-alih menjadi sumber perpecahan. Dalam penyelenggaraan festival ini, FKUB ingin menegaskan bahwa desa-desa di Indonesia, termasuk Desa Pabuaran, dapat menjadi miniatur dari negara yang beragam, tempat di mana beragam suku dan religi dapat hayati berdampingan dengan damai dan harmonis.
“Kita ingin menunjukan bahwa harmoni antarumat beragama dan etnis mampu dimulai dari skala terkecil, yakni desa. Jika desa mampu menjadi misalnya, maka tak mustahil Indonesia secara keseluruhan mampu menginspirasi dunia,” ujar salah satu perwakilan FKUB yang turut hadir pada acara tersebut. Pernyataan ini menggambarkan optimisme dan semangat yang dibawa FKUB dalam setiap upayanya untuk merawat kerukunan dan toleransi di masyarakat.
Kemeriahan Festival dan Antusiasme Masyarakat
Festival “Pabuaran Berbudaya, Pabuaran Bersatu” bukan sekadar pagelaran seni semata, melainkan sebuah perayaan di mana berbagai elemen masyarakat turut ambil porsi dengan penuh semangat. Penampilan Barongsai, yang menjadi energi tarik primer, disambut antusias oleh warga desa dan kabupaten sekeliling. Tarian ini tidak hanya menampilkan gerakan enerjik yang memukau, tetapi juga merupakan simbol dari keberanian dan kebaikan, nilai yang sangat relevan dalam konteks kerukunan dan persatuan.
Fana itu, masyarakat Desa Pabuaran menyambut bagus inisiatif ini dengan respon positif dan keikutsertaan aktif dalam festival tersebut. Muncul rasa kebanggaan di antara warga setempat karena dapat membangun reputasi desa mereka sebagai contoh selaras antarbudaya dan religi. Tidak cuma itu, kegiatan seperti ini juga diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi di antara warga yang mungkin berbeda latar belakang dan keyakinan.
Seiring dengan berlangsungnya acara, banyak pula instansi dan organisasi setempat yang turut memberikan dukungan, menyadari potensi positif yang dapat dihasilkan dari sebuah kegiatan yang mengedepankan toleransi dan kerjasama ini. Dukungan ini datang bukan cuma dari kalangan pemerintah wilayah, namun juga dari organisasi-organisasi masyarakat lainnya yang menyantap pentingnya membumikan nilai-nilai kebhinekaan di lagi masyarakat.
Festival “Pabuaran Berbudaya, Pabuaran Bersatu” telah membuktikan bahwa dengan semangat kebersamaan, berbagai perbedaan dapat dirayakan dalam kerangka persatuan. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi agenda rutin yang menginspirasi wilayah lain untuk melakukan inisiatif serupa, demi terwujudnya Nusantara yang serasi, berbudaya, dan bersatu. Dengan demikian, Desa Pabuaran dapat lanjut menjadi panutan dalam merawat kerukunan dan kedamaian di lagi kemajemukan bangsa Indonesia.