
SUKABOGOR.com – Dalam suasana yang penuh dengan semangat demokrasi, Ebet Hadi Satriyo secara formal terpilih sebagai Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Ranggamekar di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan yang berlangsung pada 12 Oktober 2025 ini menunjukkan partisipasi masyarakat yang cukup tinggi, di mana Ebet berhasil mengantongi 90 bunyi dari total 126 suara yang ada. Jumlah pemilih yang hadir mencapai 122 manusia, mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap arah baru dalam pemberdayaan komunitas mereka. Proses pemilihan ini sendiri berlangsung dalam suasana yang demokratis dan aman, sehingga hasilnya mencerminkan kehendak penduduk setempat. Dua calon lainnya yang turut bertanding dalam pemilihan tersebut memberikan warna tersendiri dalam dinamika politik lokal di wilayah tersebut.
Ebet Hadi Satriyo dan Visi Baru untuk Ranggamekar
Dengan terpilihnya Ebet Hadi Satriyo sebagai Ketua LPM yang baru, harapan masyarakat Ranggamekar pun mengemuka. Ebet datang dengan visi dan misi yang jernih untuk membawa perubahan dan meningkatkan kemandirian masyarakat Ranggamekar. “Kita perlu bekerja sama untuk membangun Ranggamekar yang lebih maju dan berdikari,” ujar Ebet setelah formal terpilih. Pernyataan ini menjadi semacam janji politik yang dipegang oleh Ebet untuk diwujudkan selama masa kepemimpinannya. Dalam konteks ini, Ebet berencana menginisiasi berbagai program pemberdayaan yang spesifik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Pendekatan yang partisipatif dan inklusif diyakini akan menjadi kunci sukses dalam menjalankan program-program tersebut.
Penting bagi masyarakat untuk menyantap adanya peningkatan pada sektor-sektor vital seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ebet menyadari bahwa untuk mencapai tujuan ini, kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat diperlukan. Dengan jaringan yang kuat dan komunikasi yang terbuka, Ebet optimis dapat merealisasikan berbagai proyek yang telah direncanakan. Selain itu, Ebet juga menekankan pentingnya aspek kepercayaan dari masyarakat sebagai kapital krusial dalam menjalankan berbagai program yang ada. Kepercayaan ini, menurutnya, harus dibangun melalui transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahap pelaksanaan program pemberdayaan.
Tantangan dan Asa Futuristis
Tetapi, perjalanan menuju perubahan yang diinginkan tidaklah mudah. Ebet Hadi Satriyo harus mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di lagi jalan. Contoh, tantangan dalam hal sumber daya orang dan finansial yang seringkali menjadi kendala dalam penyelenggaraan program di tingkat lokal. “Kami harus bijak dalam mengelola apa yang kami miliki dan mencari solusi kreatif untuk tiap tantangan yang ada,” tegas Ebet. Dengan kreativitas dan kepekaan terhadap potensi lokal, diharapkan Ebet dan timnya dapat mengatasi berbagai kendala yang ada.
Di sisi lain, dukungan penuh dari masyarakat tentu menjadi harapan terbesar bagi Ebet. Dengan dukungan tersebut, implementasi program-program LPM diharapkan mampu berjalan efektif dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Masyarakat Ranggamekar pun dapat menikmati hasil dari program-program ini dalam ketika yang tak terlalu lama. Asa ini hadir seiring dengan keinginan kuat masyarakat buat menyantap lingkungannya berkembang dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Ke depan, komitmen kolektif antara Ebet dan seluruh warga Ranggamekar akan menjadi penentu primer bagi keberhasilan program-program tersebut. Sampai ketika ini, optimisme dan semangat perubahan yang dibawa oleh Ebet mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Melalui langkah konkret dan dukungan seluruh pihak, impian untuk melihat Ranggamekar yang lebih mandiri dan maju bukanlah hal yang mustahil buat diwujudkan. Semoga perjalanan ini kelak menjadi titik tolak keberhasilan yang dapat menginspirasi wilayah lain dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.




