SUKABOGOR.com – Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) ke lokasi longsor di kawasan Batutulis, Kota Bogor, pada 18 September 2025. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus. Dalam kunjungannya, Lasarus menegaskan pentingnya penanganan lekas dan terpadu untuk mengatasi akibat longsor yang terjadi beberapa ketika lalu. Menurutnya, penanganan ini tak hanya bertujuan buat memulihkan kondisi lingkungan dan infrastruktur yang terdampak, tetapi juga penting buat melindungi situs bersejarah yang eksis di kawasan Batutulis.
Urgensi Penanganan Longsor Batutulis
Dalam kunjungannya, Lasarus mengungkapkan bahwa longsor di Batutulis telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada beberapa infrastruktur, termasuk jalan dan jembatan yang menghubungkan wilayah tersebut dengan daerah lainnya di Kota Bogor. “Penanganan bencana ini harus segera dilakukan secara komprehensif. Kami harus memastikan bahwa tak cuma infrastruktur fisik yang dipulihkan, tetapi juga ekosistem alami serta situs bersejarah yang eksis di sekeliling kawasan Batutulis,” ujar Lasarus. Ia menambahkan bahwa perlindungan situs bersejarah penting untuk menjaga warisan budaya dan sejarah yang eksis di daerah tersebut. Situs Batutulis sendiri adalah salah satu situs bersejarah yang mempunyai nilai penting, bagus dari sisi sejarah maupun budaya untuk masyarakat Bogor.
Selain itu, Lasarus menyampaikan bahwa kehadiran Tim Komisi V DPR RI di lokasi ini adalah wujud komitmen parlementer buat memastikan bahwa program-program pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan penanganan bencana, dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Keterpaduan penanganan menjadi fokus primer dalam membangun kembali infrastruktur serta lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat yang terkena efek. Lasarus menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak-pihak terkait dalam menangani efek longsor ini agar penanganan dapat berlangsung dengan lekas dan tepat.
Tindakan Terpadu dan Pelestarian Situs
Komisi V DPR RI juga mendesak pemerintah wilayah serta instansi terkait buat segera melakukan kajian dan upaya mitigasi lebih lanjut buat mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang. Penanganan bencana alam seperti longsor ini memang membutuhkan koordinasi lintas sektoral dan perencanaan yang masak. “Bencana seperti ini harus dijadikan pembelajaran krusial buat menaikkan kesiapsiagaan kita terhadap potensi bencana di masa mendatang,” sambung Lasarus. Berdasarkan laporan yang diterima, cara penguatan struktur tanah dan penanaman tanaman penahan longsor juga menjadi bagian dari upaya mitigasi yang harus segera direalisasikan.
Selain fokus pada penanggulangan efek longsor, Lasarus juga mengingatkan bahwa pelestarian situs sejarah Batutulis tak boleh diabaikan. “Situs bersejarah ini adalah harga diri dan identitas kita sebagai bangsa, sehingga menjaga dan melindunginya sama pentingnya dengan upaya rekonstruksi fisik,” ujar Lasarus dengan tegas. Ia mendesak agar ada alokasi anggaran khusus yang disiapkan buat pemulihan dan pelestarian situs bersejarah yang ada di kawasan ini, mengingat nilai sejarah yang melekat di dalamnya.
Para ahli sejarah dan arkeolog juga diharapkan untuk dilibatkan dalam setiap upaya renovasi dan restorasi yang akan dilakukan di situs Batutulis. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan para ahli, diharapkan segala proses restorasi dapat berjalan sesuai dengan kaidah dan prinsip konservasi yang pas, sehingga keaslian dan nilai historis situs statis dapat terjaga dengan bagus.
Keseimbangan antara pemulihan fisik kawasan yang terkena akibat dengan upaya pelestarian situs bersejarah menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan seluruh pihak terkait. Kerja sama dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat pun dibutuhkan buat memastikan bahwa usaha penanganan bencana dan perlindungan situs sejarah ini dapat terlaksana dengan maksimal dan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.
Secara keseluruhan, penanganan longsor di Batutulis menuntut aksi yang lekas, tepat, dan terkoordinasi dengan bagus antara berbagai pihak. Dengan sinergi dan komitmen yang kuat, diharapkan kawasan ini dapat pulih dan kembali menjadi salah satu titik krusial bagi keseharian masyarakat Bogor, sekaligus melestarikan warisan budaya yang amat berharga bagi kita semua.